You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Tangulun
Desa Tangulun

Kec. Ibun, Kab. Bandung, Provinsi Jawa Barat

Jaga Imun Jaga Iman Tetap terapkan Protokol Keaehatan 3M

Kampung SABER? atau Kampung BEDAS? Esensinya Mengedukasi masyarakat sadar lingkungan

BUDI KOLBIANA ANSORI 06 Mei 2021 Dibaca 1.490 Kali
Kampung SABER? atau Kampung BEDAS? Esensinya Mengedukasi masyarakat  sadar lingkungan

Pada Selasa 4 Mei 2021, bertempat di Aula Desa Tanggulun Kecamatan Ibun telah dilaksanakan Sosialisasi dan Launching Program Kampung SABER “Sabilulungan Bersih” yang merupakan program gagasan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) sebagai konsep kampung Desa berkelanjutan yang penduduknya menerapkan kaidah lingkungan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Para Ketua RT/RW, Perangkat Desa, BPD, LPM, PKK, Karang Taruna, MUI dan tokoh masyarakat lainnya. Pada kesempatan tersebut juga diungkapkan terkait keberlanjutan program tersebut karena Program Kampung SABER “Sabilulungan Bersih” termasuk dalam program 99 hari Kerja Bupati Bandung Bapak H. Dadang Supriatna dan Wakil Bupati Bapak H. Sahrul Gunawan.  Dan di Desa Tanggulun sendiri nama Program Kampung SABER “Sabilulungan Bersih”, ditambah dengan nama Kampung BEDAS “Bersih dan Sehat”, sebelum nanti secara resmi nama apa untuk program ini, yang merupakan salah satu program terbaik Bupati sebelumnya Bapak H. Dadang M Naser.

Seperti kata beliau ketika masih menjabat, “Kalau bicara sampah, bicara lingkungan. Kita bicara peradaban dan perilaku”. Maka Program tersebut menyasar kesiapan masyarakat untuk lebih mandiri memahami permasalahan lingkungan hidup di desanya dan mencari solusi atas permasalahan tersebut, serta melakukan pengolahan lingkungan secara konsisten dan berkelanjutan.

Kearifan lokal masyarakat Sunda terhadap lingkungan hidup sudah sangat baik, sehingga intervensinya adalah, bagaimana membangun perilaku yang sebetulnya sudah dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Bandung, khususnya perilaku hidup bersih perilaku cinta lingkungan.

Dorongan dari indikator Kampung SABER adalah bagaimana semua desa itu memiliki keunggulan, memiliki basis yang memang sudah melekat ada di kehidupan masyarakat termasuk juga di kondisi alamnya. ada desa atau Kampung SABER yang berbasis ekowisata.  Mereka mencoba memanfaatkan sungai yang tadinya kotor, lalu mereka bersihkan dan ditata, sehingga layak untuk menjadi tempat berkumpul warga.  Ke depan, mudah-mudahan menjadi destinasi wisata, baik wisata pemandangan atau bermain atau wisata ikan, seperti di Desa Margahurip Asih Kecamatan Banjaran.   

Inovasi lain juga hadir di  Desa Nagrog Kecamatan Cicalengka, yang basisnya konservasi, ada “pohon kelahiran”, kalau ada yang melahirkan itu sebelum minta surat keterangan lahir dari desa, diwajibkan menanam 2 pohon, melalui program Sabilulungan Tanam Pohon (Satapok).  Ada desa yang basisnya daur ulang, jadi mereka menjadikan ini sebagai keunggulan, ada yang bikin pot bunga dari Pampers, ada pot bunga dari bekas handuk, dari bekas baju.

Dari indikator Kampung SABER, yang paling fundamental adalah lahirnya peraturan Desa mengenai lingkungan.  Kabupaten Bandung sudah memiliki Peraturan Daerah tentang pengolahan sampah, tetapi Desa belum melahirkan sebuah goodwill dalam bentuk Peraturan Desa yang langsung berkenaan dengan masyarakat.  Indikator Kampung SABER lainnya ialah, harus mampu melahirkan  kader lingkungan yang menjadi pelopor kegiatan-kegiatan lingkungan hidup, menciptakan  kebiasaan swadaya & gotong royong secara rutin dalam kegiatan masyarakat, dilakukannya  pengelolaan sampah prinsip 3R.

Selain itu harus terbangun sarana & prasarana pengelolaan lingkungan hidup, terlaksananya kegiatan penghijauan (KRPL, konservasi lahan kritis), kampanye lingkungan setiap kegiatan Desa, terbangunnya perilaku hemat energi & sumber daya alam, tersusunnya Rencana Aksi Desa, tersusunnya Perdes  Lingkungan Hidup dan ditunjuknya lokasi percontohan.

Dan untuk Desa Tanggulun setelah terbentuk komunitas Kampung SABER atau Kampung BEDAS yang beranggotakan 20 orang Kader, dibawah kepemimpinan Bapak Enjang Mulyana yang terpilih sebagai Ketua, mereka langsung menargetkan langkah kerja seperti Pembentukan Bank Sampah Terpadu, Edukasi pemilahan sampah dari tingkat rumah tangga dan program inovasi guna mewujudkan potensi wisata yang kebetulan di Desa Tanggulun terdapat cagar budaya yang sarat akan sejarah serta topografi batas alam Desa yang dikelilingi sungai teramsuk DAS Citarum, dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mencapainya tentu dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan maka kerja sama yang baik semoga dapat terwujud antara komunitas Kampung BEDAS, Pemdes, Pengusaha, LSM Lingkungan, dan stakeholder terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, dan Dinas-dinas lainnya. Dalam rangka mendukung target 99 hari kerja Bapak Bupati demi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung.

 

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image